Maluku
Home/ Where We Work/Maluku


Maluku
Provinsi Maluku menghadapi tantangan besar akibat geografisnya yang terpencil. Banyak wilayah sulit dijangkau karena terbatasnya transportasi dan infrastruktur, yang membuat penyediaan layanan pendidikan dan kebutuhan dasar menjadi sangat menantang. Selain itu, dampak perubahan iklim seperti cuaca yang tidak menentu dan naiknya permukaan air laut
mempengaruhi penghidupan dan akses pendidikan di pulau ini. Provinsi Maluku menghadapi tantangan besar. Hal ini berdampak pada bidang pendidikan, terutama dalam literasi dan numerasi. Berdasarkan Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Nasional 2019, Maluku menempati peringkat ke-24 dari 34 provinsi, yang menempatkannya dalam kategori literasi rendah. Data Rapor Pendidikan Provinsi Maluku 2024 menunjukkan bahwa di sekolah dasar negeri, hanya 40% hingga 70% siswa yang memenuhi standar minimum literasi, sementara di madrasah ibtidaiyah (MI), kurang dari 40% mencapai standar tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa sejumlah besar siswa kesulitan dengan kemampuan membaca dasar, yang merupakan pondasi penting untuk perkembangan akademik dan pribadi mereka.
Sorotan Program
Kurikulum dan Penilaian dan Praktik Pengajaran
Kesenjangan capaian literasi dan numerasi di sekolah-sekolah Maluku menunjukkan perlunya perbaikan dalam penerapan kurikulum dan praktik pengajaran. Banyak guru tidak memiliki akses ke bahan ajar yang relevan secara lokal dan alat asesmen yang efektif, sehingga mereka kesulitan memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Selain itu, isolasi geografis provinsi ini dan distribusi guru yang tidak merata semakin menguatkan tantangan, menyebabkan kualitas pendidikan yang tidak konsisten antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
INOVASI bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), pemerintah daerah, dan organisasi lokal untuk meningkatkan keterampilan guru, terutama dalam memfasilitasi pembelajaran yang inklusif dan mengembangkan bahan ajar yang relevan secara lokal. Program ini juga mendukung pembentukan komunitas pembelajaran guru yang berbasis di sekolah dan gugus untuk mendorong kolaborasi dan berbagi praktik baik di antara para pendidik.


Kepemimpinan Sekolah
Banyak kepala sekolah menghadapi tantangan dalam melakukan supervisi akademik dan manajemen sekolah. Terbatasnya akses ke pelatihan kepemimpinan dan pengembangan profesional menghambat kemampuan mereka dalam mendukung guru secara efektif dan menerapkan program pendidikan inovatif. Situasi ini berkontribusi pada inkonsistensi kualitas pendidikan di seluruh provinsi.
INOVASI membersamai pemerintah daerah menguatkan Program Kepemimpinan Pembelajaran, yang membekali kepala satuan pendidikan dan pendamping satuan pendidikan dengan keterampilan penting dalam pendampingan akademik dan manajerial. Program ini berfokus pada pembekalan kepala satuan pendidikan dan pendamping satuan pendidikan untuk memfasilitasi guru dalam kerangka pengembangan keprofesionalan berkelanjutan secara efektif, Memantau proses pembelajaran, Menerapkan praktik terbaik dalam pengajaran dan pembelajaran, serta Memfasilitasi proses refleksi guru untuk perbaikan pembelajaran.
Kesetaraan Gender dan Inklusi
Pendidikan inklusif di Maluku, khususnya di Maluku Tengah, menghadapi tantangan unik karena keberagaman linguistik di wilayah ini. Dengan banyaknya bahasa daerah yang digunakan di Maluku, banyak siswa memulai sekolah dengan hanya berbicara dalam bahasa ibu mereka, sehingga sulit bagi mereka mengikuti pembelajaran yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Hambatan bahasa ini secara signifikan mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun kecakapan dasar, yang membuat mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan semenjak awal.
INOVASI juga mendorong kerja sama antara Yayasan Sulinama dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk mengimplementasikan pendekatan transisi bahasa untuk anak-anak dengan penutur bahasa sehari-hari bahasa daerah atau bahasa ibu dan belum menguasai bahasa Indonesia secara memadai. Pendekatan ini menggunakan bahasa lokal sebagai jembatan untuk membantu siswa memahami konsep dasar sebelum secara bertahap beralih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pembelajaran. Pendekatan ini digunakan untuk membantu siswa lebih memahami pelajaran, membangun rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan penting dengan tetap menghormati latar belakang linguistik dan budaya mereka.


Perubahan Iklim
Perubahan iklim memperkuat tantangan pendidikan yang sudah ada di Maluku. Cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan banjir, sering merusak infrastruktur sekolah dan mengganggu proses pembelajaran. Komunitas masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian dan perikanan menghadapi ketidakstabilan ekonomi akibat pola cuaca yang tidak menentu. Hal ini dapat meningkatkan angka ketidakhadiran siswa dan putus sekolah karena keluarga lebih memprioritaskan kebutuhan ekonomi jangka pendek daripada pendidikan. Pola cuaca yang tidak menentu juga berdampak pada aksesibilitas transportasi antar pulau sehingga turut mempengaruhi ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, perpindahan masyarakat akibat bencana alam dan tekanan psikologis yang diakibatkan dari peristiwa ini turut menghambat kemampuan siswa untuk fokus dan berhasil secara akademis.
Tantangan ini memerlukan strategi komprehensif yang mencakup pengembangan kurikulum, penguatan kapasitas guru, peningkatan kepemimpinan pendidikan, kebijakan inklusif, dan inisiatif ketahanan terhadap perubahan iklim untuk memastikan pendidikan yang setara dan berkualitas bagi semua siswa di Maluku. Saat ini, INOVASI bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap pendidikan serta komunitas.
