Jawa Timur
Home/ Where We Work/Jawa Timur



Jawa Timur
Jawa Timur memiliki jumlah madrasah terbanyak di Indonesia,namun masih terdapat kesenjangan signifikan di 38 kabupaten/kota, khususnya antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara sekolah reguler dan madrasah. INOVASI menjalin kemitraan strategis dengan dua organisasi besar di Indonesia, yaitu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan Muhammadiyah. Kemitraan ini dirancang untuk memperkuat upaya bersama dalam meningkatkan literasi dan numerasi di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), terutama di daerah yang sulit dijangkau.
Sorotan Program – Kurikulum dan Penilaian
Meskipun guru di Jawa Timur mendapatkan skor lebih tinggi dalam tes kompetensi nasional dibandingkan dengan provinsi lain, terdapat kesenjangan signifikan dalam kualifikasi dan kompetensi guru di berbagai wilayah. Di kabupaten seperti Probolinggo dan Sumenep misalnya, skor guru yang rendah berdampak langsung terhadap hasil literasi dan numerasi siswa yang juga rendah. Program pelatihan guru yang ada sekarang belum membekali pendidik dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung capaian literasi dan numerasi dasar siswa. Sebagian besar lembaga pelatihan guru Bahasa Indonesia tidak menyediakan materi tentang teori dan praktik pengajaran literasi yang memadai untuk membantu siswa membangun keterampilan dasar.
INOVASI bermitra dengan pusat pelatihan guru dan universitas untuk mengembangkan program pelatihan yang memenuhi kebutuhan guru. Di Jawa Timur, dosen dilatih mengintegrasikan literasi dengan pedagogi praktis, seperti penggunaan buku besar dan penilaian diagnostik. Program ini telah direplikasi di Kalimantan Utara dan NTT.
INOVASI juga mendukung implementasi Kurikulum Nasional melalui pelatihan pembelajaran terdiferensiasi dan pemanfaatan alat pembelajaran inovatif. Ke depan, kolaborasi akan diperluas dengan BBGP dan BBPMP untuk mengembangkan inisiatif literasi, numerasi, dan pendidikan karakter yang terbukti efektif.


Praktik Pengajaran
Kabupaten Probolinggo menghadapi tantangan kekurangan guru dan distribusi sumber daya pendidikan yang tidak merata, terutama di wilayah terpencil seperti di lereng pegunungan Bromo dan Argopuro. Untuk mengatasi hal ini, diterapkan metode pembelajaran kelas rangkap, di mana beberapa tingkatan kelas digabung dalam satu ruang belajar untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada, termasuk guru. Namun, banyak guru mengalami kesulitan dalam perencanaan pelajaran, manajemen kelas, dan menjaga keterlibatan siswa, sehingga mempengaruhi efektivitas metode ini.
INOVASI mendukung penerapan pembelajaran kelas rangkap di delapan sekolah percontohan dari Agustus 2028 hingga Desember 2019. Melalui pendekatan ini, terjadi peningkatan dalam capaian belajar siswa: skor literasi meningkat sebesar 9,4%, sementara skor numerasi naik hingga 18 poin dalam kurun waktu satu tahun.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pembelajaran kelas rangkap dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi kekurangan guru di wilayah terpencil.
Sorotan Program – Kurikulum dan Penilaian
Meskipun guru di Jawa Timur mendapatkan skor lebih tinggi dalam tes kompetensi nasional dibandingkan dengan provinsi lain, terdapat kesenjangan signifikan dalam kualifikasi dan kompetensi guru di berbagai wilayah. Di kabupaten seperti Probolinggo dan Sumenep misalnya, skor guru yang rendah berdampak langsung terhadap hasil literasi dan numerasi siswa yang juga rendah. Program pelatihan guru yang ada sekarang belum membekali pendidik dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung capaian literasi dan numerasi dasar siswa. Sebagian besar lembaga pelatihan guru Bahasa Indonesia tidak menyediakan materi tentang teori dan praktik pengajaran literasi yang memadai untuk membantu siswa membangun keterampilan dasar.
INOVASI bermitra dengan pusat pelatihan guru dan universitas untuk mengembangkan program pelatihan yang memenuhi kebutuhan guru. Di Jawa Timur, dosen dilatih mengintegrasikan literasi dengan pedagogi praktis, seperti penggunaan buku besar dan penilaian diagnostik. Program ini telah direplikasi di Kalimantan Utara dan NTT.
INOVASI juga mendukung implementasi Kurikulum Nasional melalui pelatihan pembelajaran terdiferensiasi dan pemanfaatan alat pembelajaran inovatif. Ke depan, kolaborasi akan diperluas dengan BBGP dan BBPMP untuk mengembangkan inisiatif literasi, numerasi, dan pendidikan karakter yang terbukti efektif.


Kepemimpinan Sekolah
Kualitas kepemimpinan sekolah yang bervariasi di berbagai daerah menjadi tantangan besar dalam meningkatkan capaian pendidikan. Banyak kepala sekolah, terutama di daerah terpencil, tidak memiliki akses ke program pengembangan profesional yang berkelanjutan. Akibatnya, kemampuan mereka dalam merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi kinerja sekolah sering kali tidak optimal.
INOVASI bermitra dengan dinas pendidikan lokal dan kelompok kerja kepala sekolah guna memperkuat keterampilan kepemimpinan sekolah kerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Kemenag Kabupaten untuk merancang program pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam perencanaan, manajemen, dan evaluasi kinerja sekolah. Kepala sekolah mendapatkan pendampingan dalam menerapkan praktik kepemimpinan yang inklusif dan inovatif, yang mendorong peningkatan kinerja guru serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif bagi siswa.
Kesetaraan Gender dan Inklusi
Data menunjukkan bahwa anak perempuan secara konsisten mencapai hasil literasi dan numerasi yang lebih baik dibandingkan anak laki-laki di Jawa Timur. Namun, stereotip gender yang tertanam dalam buku pelajaran, praktik pengajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat membatasi aspirasi dan potensi kedua gender. Selain itu, perundungan berbasis gender masih menjadi isu yang mempengaruhi lingkungan belajar siswa.
INOVASI bekerja sama dengan Pusat Studi Gender dan Perlindungan Anak (PSGPA) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) menginisiasi Program Sekolah Responsif Gender (SRG) di 10 sekolah dasar di Sidoarjo, Jawa Timur, menjangkau 2.521 siswa.
Hasil utama dari program ini meliputi Fasilitas Sanitasi yang Memadai, Kebijakan Anti-Perundunganan dan inklusif, dan Integrasi Kesetaraan Gender dalam Pembelajaran.


Perubahan Iklim
Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Terletak di wilayah pesisir, kabupaten ini rawan terhadap kenaikan permukaan laut dan erosi, serta kekeringan dan banjir. Para siswa perlu dipersiapkan agar dapat memahami dan mengambil langkah-langkah adaptif. Pendekatan pendidikan yang efektif dan berfokus pada perubahan iklim diperlukan agar siswa tidak hanya menyadari ancaman yang ada tetapi juga mampu menjadi bagian dari solusi.
INOVASI dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melaksanakan program percontohan pendidikan perubahan iklim. Pendekatan ini mencakup Pilot Program di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di 16 SD dan 6 MI untuk melaksanakan program pendidikan perubahan iklim dan penyediaan Materi Belajar yang Relevan.
Meningkatkan Inklusi Penyandang Disabilitas
Jawa Timur memiliki salah satu populasi anak penyandang disabilitas tertinggi di Indonesia. Namun, akses pendidikan bagi anak penyandang disabilitas masih sangat terbatas. Data menunjukkan hanya 18% anak penyandang disabilitas di Indonesia yang mendapatkan akses ke pendidikan formal. Banyak sekolah masih kekurangan guru terlatih, guru pendamping, serta fasilitas pendukung yang memadai. Hal ini membuat sekolah kesulitan memenuhi kebutuhan unik setiap siswa penyandang disabilitas.
INOVASI bekerja sama dengan pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi anak penyandang disabilitas dalam
Pendirian Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk membantu mengoordinasikan layanan bagi anak penyandang disabilitas, termasuk pelatihan guru, penyediaan alat bantu, dan pendampingan teknis bagi sekolah inklusif, serta penguatan Kapasitas Guru dalam penggunaan aplikasi Profil Belajar Siswa (PBS).

